Perjanjian Dagang RCEP Bisa Kerek Ekspor hingga 11 Persen

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP) yang melibatkan 16 negara yakni 10 negara ASEAN dan 6 negara dari Asia Pasifik akanmendongkrak ekspor Indonesia hingga 11 persen di 5 tahun pertama.

"5 tahun pertama ekspor kita bisa meningkat sekitar 8-11 persen. Setelah 5 tahun pertama tadi, kita bisa meningkat lebih tajam lagi 18-22 persen itu kalau didukung oleh investasi yang masuk," ungkap Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional (PPI) Kemendag Iman Pambagyo di kantornya, Selasa (22/10/2019).

Seperti diketahui, Indonesia sampai dengan saat ini masih terganjal dalam hal peraturan perizinan yang berbelit. Pemerintah pun kini tengah menggodok Omnibus Law untuk mengkerek investasi.
"Jadi investasi asing itu bisa masuk di Indonesia tidak hanya melihat pasar di Indonesia besar. Tapi juga faktor lainnya yang berkaitan dengan pasar itu sendiri. Kepastian peraturan perundang-undangan itu yang menjadi banyak pertanyaan investor asing," ujarnya.

Kendati begitu, semakin parahnya perang dagang AS-Tiongkok diperkirakan akan mempengaruhi proyeksi ekspor RI di RCEP tersebut.

"Tak hanya di Indonesia tetapi negara-negara lain juga yang ekspornya besar ke China atau ke AS juga kena. Itu yang membuat kemudian global trade diprediksi akan menurun," pungkasnya.
Asal tahu saja, negara-negara yang tergabung dalam RCEP ini yakni Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Filipina, Vietnam, Myanmar, Kamboja, Brunei Darussalalam, Laos, China, Jepang, Korea Selatan, India, Australia, dan Selandia Baru.

Perjanjian Kerja Sama RCEP Bakal Diumumkan Awal November

Menteri Ekonomi di 16 negara melakukan Pertemuan Intersesi ke-9 di Bangkok, Sabtu kemarin. Pertemuan tersebut dihadiri 16 negara peserta Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP)
"Pertemuan ini sangat penting untuk memastikan penyelesaian perundingan RCEP," jelas Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, yang dikutip dari keterangan tertulis Rabu (16/10/2019)
Rencananya, penyelesaian perundingan akan diumumkan oleh Kepala Negara atau Pemerintahan Negara Peserta RCEP pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) RCEP ke-3, 4 November di Bangkok.

Menurut Kementerian Perdagangan, para menteri menyambut baik kemajuan yang dicapai pada perundingan ke-28 pada 19-27 September di Vietnam.

Sebelumnya melakukan pertemuan, dilakukan Troika plus dengan negara peserta RCEP yang disebut single outlier pertama dengan Malaysia, Jepang, dan India. Troika plus adalah langkah solusi untuk melakukan perundingan yang lebih efektif.

Selanjutnya dilakukan pembahasan "Setelah melalui pembahasan yang sangat intensif lebih dari tiga jam, kami dapat mencapai suatu paket resolusi bagi seluruh isu tersisa," tutur Enggartiasto.

Mendag mengaku, seluruh menteri berkomitmen mengerahkan upaya maksimal untuk menyelesaikan perundingan. Direktur Jenderal Perundingan Perdagagan Internasional, Iman Pambagyo, sekaligus Ketua TNC RCEP, juga menegaskan optimismenya.

“Dengan komitmen dan arahan yang konkret dari para Menteri RCEP, saya optimistis dengan kerja keras dan kerja sama semua tim perunding," kata Iman.

Iman Pambagyo meyakini dapat menjadi pegangan bagi tim perunding untuk menyelesaikan semua isu perundingan single outlier, termasuk isu yang bersifat politis seperti yang sedang dihadapi Jepang dengan Korea Selatan dan dengan Tiongkok.
Sumber:Liputan6.com
Share:

Recent Posts